Sabtu, 05 Februari 2011

SEJARAH TERCIPTA...PKB pertama BERLAKU di Perum PNRI...!!!


 
(Dari kiri ke kanan) Ketua Umum Sekar PNRI, H.Sutisna, Kasudinaskertrans kota Adm.Jak-Pus, Mada Adiwarman dan Dirut Perum PNRI, Isnu Edhi Wijaya, usai acara penandatanganan PKB Perum PNRI. 


Hari Rabu, tanggal 2 Februari 2011, telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2011-2013 Perum Percetakan Negara RI (Perum PNRI) untuk pertama kalinya, yang dilakukan antara Direktur Utama Perum PNRI, Ir.Isnu Edhi Wijaya,M.H, dengan Ketua Umum Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI), H.Sutisna A.Md.Graf. Penandatanganan yang dilakukan di lantai 2 Wisma G'fika Perum PNRI ini selain dihadiri oleh seluruh karyawan-karyawati Perum PNRI, juga dihadiri oleh jajaran Dewan Pengawas beserta Dewan Direksi Perum PNRI.
Turut hadir menyaksikan penandatanganan PKB yang untuk pertama kalinya berlaku di PNRI, adalah pejabat dari Kementerian BUMN, yang diwakili oleh Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur II, Gatot Trihargo, Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat, Drs.Mada Adiwarman, berikut jajarannya, dan perwakilan dari OPSI, yang diwakili langsung oleh Presiden OPSI, Saepul Tavip.Dalam sambutan singkatnya, Drs.Mada Adiwarman menyampaikan harapannya bahwa dengan ditandatangani dan diberlakukan di Perum PNRI, dapat dijadikan momentum sebagai langkah awal bagi kita semua untuk menuju ke sebuah keharmonisan dan menciptakan keadilan dalam hubungan industrial yang positif. "Biar bagaimana pun juga, meja perundingan tetap menjadi solusi dan tempat penyelesaian yang terbaik dari semua konflik dan perselisihan yang terjadi di antara kedua belah pihak," ujar Drs.Mada Adiwarman. Penandatangan yang dilakukan tepat pada pukul 11.20 WIB ini pantas untuk kita syukuri dengan rasa suka cita yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa apa yang selama ini kita perjuangkan bersama-sama telah membuahkan hasil yang gemilang. Perjuangan tanpa kenal lelah, tanpa kenal pamrih, tanpa kenal susah, perjuangan dari mediasi, meja perundingan, sampai perjuangan turun ke jalan telah kita lakukan demi kebaikan dan kemajuan perusahaan. Kekompakan dan kesolidan yang terjalin erat dari seluruh anggota dan pengurus Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) untuk menuntut pemberlakuan PKB di Perum PNRI pada akhirnya membuahkan hasil yang manis, dan sekali lagi, untuk pertama kalinya dalam sejarah berdirinya kantor percetakan pemerintah yang tertua ini, PKB telah ditandatangani pada tanggal 2-2-2011 pukul 11.20 WIB dan telah resmi berlaku. Dan ini menandakan bahwa perjuangan dan pengorbanan kita semua, para pengurus dan anggota Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) tidaklah sia-sia. Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufakturing II Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, juga ikut berpesan agar kinerja Perum PNRI di kemudian hari dapat terus ditingkatkan agar dapat mencapai target keuntungan yang memuaskan dan dapat bersaing di tengah era globalisasi yang kian semakin kompetitif, terlebih lagi bagi seluruh BUMN-BUMN yang ada pada saat ini. "Tidak ada BUMN yang dulunya hebat akan selamanya tetap hebat, dan tidak ada BUMN yang dulunya tidak hebat akan selamanya tidak hebat," kata Beliau, mendeskripsikan peta persaingan usaha yang semakin ketat. "Apabila perusahaan mencapai target keuntungan yang besar, maka perusahaan akan sejahtera dan menjadi besar, karena keuntungan perusahaan tersebut, salah satunya adalah untuk kesejahteraan sosial seluruh karyawan perusahaan," Beliau menambahkan. Sesuai dengan tema yang diusung pada acara penandatanganan PKB beberapa waktu yang lalu, "DENGAN PERJANJIAN BERSAMA KITA WUJUDKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS DAN BERKEADILAN," mari kita semua, segenap anggota dan pengurus Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) tanpa terkecuali, untuk mendukung implementasi PKB dan mengawal serta melaksanakan secara konsekuen proses dua tahunan ini agar tercipta HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS DAN BERKEADILAN, KARENA SEJARAH TELAH TERCIPTA. SEMOGA...

KARYAWAN BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN...!!!
HIDUP SEKAR PNRI...!!!
SEKAR PNRI JAYA...!!!

Baca selengkapnya......

PENGURUS SEKAR PNRI BERTEMU DEPUTI MENEG BUMN

(Dari kiri ke kanan ) Wakil Ketua Umum Sekar PNRI, Anggraeni Mutiasari, Ketua Umum Sekar PNRI, H. Sutisna, Doni Ramos dan Priagung W., berbincang-bincang sebelum mengikuti rapat pertemuan dengan Deputi Meneg BUMN, Ir. Irnanda Laksanawan di Jakarta

Beberapa waktu yang lalu,tepatnya pada tanggal 12 Januari 2011,pengurus Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) bertemu dengan Deputi Bidang Usaha Strategis dan Manufakturing Kementerian BUMN,Bapak Ir.Irnanda Laksanawan di kantornya di gedung Kementerian BUMN.Pengurus Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) yang hadir dalam pertemuan tersebut, diantaranya adalah H.Sutisna yang juga Ketua Umum Sekar PNRI, Anggraeni Mutiasari selaku Wakil Ketua Umum, Priagung W., Budi Kartim, Doni Ramos, Zulkarnaen, dan Hadi Kristianto (anggota).Pertemuan yang dimulai dari pukul 16.00WIB ini, berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Kedatangan para pengurus Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) beserta anggotanya ke kantor Kementerian BUMN adalah untuk memenuhi undangan permintaan klarifikasi atas sms (layanan pesan singkat) yang dilakukan oleh jajaran pengurus dan seluruh anggota Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) kepada Pejabat Negara RI. Ikut hadir mendampingi Bapak Deputi Bidang Usaha Strategis dan Manufakturing Kementerian BUMN, adalah Bapak Gatot Trihargo, Bapak Nur Ikhsan dan Bapak Otto. Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut mencakup beberapa permasalahan yang ada pada tubuh Perum Percetakan Negara RI (Perum PNRI) selama ini dan klarifikasi mengenai alasan pengiriman sms (layanan pesan singkat) yang dilakukan oleh pengurus beserta segenap jajaran anggota Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) kepada Pejabat Negara RI. Ada beberapa hal yang diutarakan dan disampaikan oleh para pengurus Sekar PNRI kepada Bapak Ir.Irnanda Laksanawan pada waktu itu, diantaranya adalah hubungan industrial yang tidak harmonis antara manajemen dan para karyawan karena belum juga disahkannya PKB di Perum PNRI, belum direalisasikannya kenaikan gaji pokok 20% yang telah dijanjikan oleh Direksi sesuai kesepakatan pada tanggal 17 Juni 2010 dan banyaknya order pekerjaan cetak yang disub-orderkan dibandingkan yang dikerjakan sendiri di Perum PNRI tanpa ada alasan yang jelas, serta ketidakadilan yang dilakukan oleh jajaran Direksi terhadap para karyawan dengan berbagai kebijakan-kebijakan Direksi yang dirasakan merugikan para karyawan perusahaan. Di dalam tanggapannya atas apa yang telah diutarakan oleh jajaran pengurus Sekar PNRI, Bapak Ir.Irnanda Laksanawan, menyampaikan beberapa penjelasannya, diantaranya, bahwa Deputi akan mencoba berusaha netral dalam mengomunikasikan kepada jajaran Direksi Perum PNRI dalam menjembatani hubungan antara Direksi dan karyawan, dimana keberhasilan dan kata kunci dari usaha tersebut adalah pentingnya komunikasi yang baik. Selain itu, Bapak Deputi juga menjelaskan bahwa permasalahan pada Perum Peruri dan Perum PNRI sebenarnya hampir sama. Kedua BUMN tersebut memang sudah seharusnya mendapatkan perlindungan dari Pemerintah, agar kedua percetakan BUMN tersebut menjadi sebuah BUMN yang kuat dan dapat bersaing dalam pangsa pasar percetakan khusus di bidang Security Printing, dimana saat ini sudah ada hampir kurang lebih 40 percetakan security di Indonesia. Selain itu, Bapak Deputi Bidang Usaha Strategis dan Manufakturing Kementerian BUMN juga mengharapkan agar Perum Percetakan Negara RI (Perum PNRI) bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang, dengan menyarankan kepada Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) untuk dapat memberikan kontribusinya melalui masukan-masukan dan berbagai pemikiran demi kemajuan perusahaan, salah satunya dengan cara membentuk 3 kelompok pembuatan proposal pada bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Pemasaran (Marketing), dan bidang Produksi (Production). Di akhir pertemuan antara pengurus Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) dengan Bapak Ir.Irnanda Laksanawan di Jakarta beberapa waktu lalu, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, bahwasanya seluruh karyawan-karyawati Perum Percetakan Negara RI (Perum PNRI) perlu dibina dan diperhatikan, karena segenap seluruh karyawan-karyawati Perum PNRI adalah aset perusahaan yang amat sangat penting. Dan juga diharapkan bahwa Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara RI (Sekar PNRI) dapat menjadi mitra yang baik demi kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan-karyawati perusahaan.


HIDUP SEKAR PNRI...!!!
 


Baca selengkapnya......

LAPORAN KEUANGAN BULAN JANUARI 2011


nb:untuk melihat keterangan rincian pengeluaran keuangan bulan Januari 2011 dapat menghubungi Sekretariat Sekar PNRI

Baca selengkapnya......

REKAPITULASI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010

Baca selengkapnya......

LAPORAN KEUANGAN BULAN DESEMBER 2010

Baca selengkapnya......

LAPORAN KEUANGAN BULAN NOVEMBER 2010

Baca selengkapnya......

LAPORAN KEUANGAN BULAN OKTOBER 2010

Baca selengkapnya......

Jumat, 04 Februari 2011

LAPORAN KEUANGAN BULAN SEPTEMBER 2010

Baca selengkapnya......

LAPORAN KEUANGAN BULAN AGUSTUS 2010


Baca selengkapnya......

LAPORAN KEUANGAN BULAN JULI 2010

Baca selengkapnya......

Selasa, 01 Februari 2011

REFLEKSI...Sekarang Saatnya Berbuat!!!


Berdasarkan berita di Koran Tempo, Senin, tanggal 31 Januari 2011, yang memberitakan tentang Kementerian BUMN yang akan segera merestrukturisasi 14 BUMN pada tahun 2011 ini, maka sudah sepatutnya kita sebagai karyawan, dan tak terkecuali manajemen Perum PNRI harus berbenah diri dan mawas diri terhadap perkembangan situasi dan kondisi tersebut. Karena sebagai salah satu perusahaan pelat merah milik negara, bukan tidak mungkin Perum PNRI akan bernasib serupa dengan ke-14 BUMN yang akan menjalani program penyehatan oleh PT. Perusahaan Pengelola Aset
, apabila tidak melakukan pembenahan internal secara menyeluruh dan menerapkan asas dan prinsip-prinsip tentang tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Saat ini Kementerian BUMN di Jakarta mencatat ada sekitar 14 Badan Usaha Milik Negara yang masuk program restrukturisasi. Keempat belas BUMN tersebut adalah PT. Kertas Kraft Aceh, PT. Boma Bisma Indra, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Balai Pustaka, Perusahaan Umum Perusahaan Film Nasional, PT. Industri Sandang Nusantara, PT. Primissima, PT. PAL Indonesia, PT. Industri Kapal Indonesia, PT. Waskita Karya, PT. Varuna Tirta Prakasya, PT. Djakarta Lloyd, PT. Marga Nujyasumo Agung dan PT. Survey Udara Penas. Bercermin dari apa yang dialami oleh ke-14 perusahaan tersebut, maka peningkatan kinerja (performance) dari segenap seluruh komponen perusahaan adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh Perum PNRI. Seperti yang pernah diucapkan oleh Bapak Direktur Utama Perum PNRI pada acara korespondensi dengan anggota Serikat Karyawan PNRI (Sekar PNRI) di Wisma Grafika, tanggal 19 Januari kemarin, bahwa pemberdayaan aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan harus dioptimalkan secara maksimal agar perusahaan dapat mencapai maksud dan tujuannya, yaitu meraih keuntungan (profit margin) yang besar. Dengan demikian, adalah sebuah konsekuensi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa komunikasi yang baik, kerjasama yang solid dan ditunjang dengan terciptanya iklim hubungan industrial yang kondusif dan harmonis, merupakan salah satu kunci langkah sukses bagi Perum PNRI. Mari kita bersama membangun Perum PNRI agar semakin jaya dan dapat terus dengan bangga melayani bangsa. Karena Perum PNRI adalah "Kami Bangga Melayani Anda".

Baca selengkapnya......

Kamis, 27 Januari 2011

Kabar dari Bandung


Doni Ramos (kiri), Remon Marpaung (kedua dari kiri) dan Anggraeni Mutiasari (ketiga dari kiri) dalam rapat kegiatan harmonisasi PKB Perum PNRI di Bandung.

Hari pertama acara kegiatan Harmonisasi PKB yang berlangsung di Bandung berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun yang berarti. Rapat kegiatan tersebut dijalani dalam suasana yang harmonis dan dilakukan atas dasar rasa saling pengertian diantara kedua belah pihak serta membuahkan beberapa kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan oleh Tim Harmonisasi PKB masing-masing pihak.
Salah satu kesepakatan tersebut adalah penyempurnaan redaksional (kata-kata dan kalimat) PKB versi Sekar PNRI tanpa merubah substansi isi PKB itu sendiri. Ini adalah sebuah sinyal positif dari hasil perundingan di Bandung, karena PKB yang dibahas dan nantinya akan diberlakukan di Perum PNRI adalah PKB yang diajukan oleh Sekar PNRI.
Rapat kegiatan Harmonisasi PKB yang berlangsung sampai larut malam hingga pukul 22.30 WIB ini telah merampungkan 52 pasal PKB yang telah disepakati oleh Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI dengan Tim Harmonisasi PKB dari pihak Manajemen. Rasa saling pengertian yang menyelimuti suasana rapat kegiatan tersebut sedikit banyak membantu dalam hal usaha mencapai kata kesepakatan.
Teman-teman dari Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI sangat optimis dengan penuh keyakinan, yang dibalut juga oleh semangat tanpa kenal lelah, akan tetap melanjutkan perjuangan ini hingga tuntas. Karena perjuangan kita sampai di titik ini adalah tidak lepas dari dukungan dan doa seluruh anggota Sekar PNRI semua. Perjuangan kita hingga di titik ini adalah tidak lepas dari rasa kebersamaan dan kekompakan yang terjalin erat diantara pengurus dan anggota Sekar PNRI, serta keinginan yang besar dari kita semua untuk memajukan perusahaan, untuk kejayaan perusahaan. Dan semua itu adalah suatu hal yang positif untuk masa depan Perum PNRI.

HIDUP SEKAR PNRI!!!

Baca selengkapnya......

MENGAPA DI KOTA KEMBANG


Reza Pahlevi (kedua dari kanan) dan Priagung W.,(tengah) dalam rapat kegiatan harmonisasi PKB Perum PNRI hari pertama di Bandung.

Paris Van Java adalah sebutan lain dari kota Bandung, kota yang berhawa sejuk dengan beragam cita rasa budaya ini akhirnya dipilih menjadi tempat harmonisasi perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI dengan Manajemen Perum PNRI. Kota yang berada di sebelah selatan Jakarta ini sedikit banyak mempunyai latar belakang historis sebagai tempat penyelenggaraan perundingan-perundingan maupun sebagai tempat perhelatan berbagai konferensi, baik dalam skala nasional maupun internasional. Sebut saja salah satunya adalah Konferensi Asia Afrika (KAA) tanggal 19 April 1955 yang menghasilkan Dasasila Bandung (Bandung Declaration), sehingga kota Bandung juga dikenal sebagai kota perdamaian bagi Asia-Afrika.
Harmonisasi perundingan tentang Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Perum PNRI, yang dilakukan antara Tim Harmonisasi PKB Serikat Karyawan Percetakan Negara RI (Sekar PNRI), yang mewakili para karyawan Perum PNRI, dengan Manajemen Perum PNRI, rencananya akan berlangsung dari tanggal 25-30 Januari 2011 dengan agenda utama Harmonisasi PKB Perum PNRI, diadakan dan berlangsung di kota ini. Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI yang berjumlah 7 orang, berangkat ke kota Kembang dengan membawa amanat para anggota Sekar PNRI di Jakarta untuk memperjuangkan berlakunya PKB di Perum PNRI. Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI terdiri dari Anggraeni Mutiasari, selaku ketua tim, dengan anggota yang terdiri dari Reza Pahlevi, Donny Ramos, Zulkarnaen, Heri A.Z, Raymond Marpaung dan Priagung.
Dengan mengemban amanat dari seluruh anggota Sekar PNRI, Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI bertekad akan berbuat yang terbaik dan berusaha semaksimal mungkin memperjuangkan amanat tersebut, yaitu memperjuangkan hak para karyawan perusahaan untuk memiliki PKB sebagai aturan hubungan kerja yang berlandaskan persamaan dan kesetaraan hak dan kewajiban kedua belah pihak (karyawan dan perusahaan), sesuai dengan peraturan hukum normatif ketenagakerjaan.
Pada dasarnya Serikat Karyawan PNRI (Sekar PNRI) maupun Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI tidak pernah mempermasalahkan pemilihan tempat Harmonisasi Perundingan PKB, bahkan tidak pernah mengajukan penawaran pemilihan tempat untuk acara rapat Harmonisasi Perundingan PKB kepada Manajemen, karena tim siap untuk berunding dimana pun tempat perundingan itu berlangsung. Pemilihan kota Bandung sebagai tempat acara kegiatan Harmonisasi Perundingan PKB dilakukan dan diputuskan oleh Manajemen dengan berbagai pertimbangan.
Salah satu pertimbangan dan alasan yang diajukan oleh Manajemen pada saat itu adalah, bahwa Manajemen menginginkan tempat Harmonisasi Perundingan PKB berada di lokasi tempat yang netral, sehingga tim harmonisasi perundingan PKB bisa fokus dan berkonsentrasi dalam membahas isi materi PKB selama kegiatan harmonisasi berlangsung dengan tanpa ada tekanan apapun, sehingga isi PKB yang disepakati nanti dapat menjadi yang terbaik untuk kedua belah pihak.
Terlepas dari polemik dan berbagai alasan yang dikemukakan tersebut, maka tidak ada alasan bagi kita sebagai anggota Serikat Karyawan PNRI (Sekar PNRI) untuk memunculkan rumor-rumor miring yang bernada negatif, apalagi menaruh kecurigaan-kecurigaan tanpa dasar alasan yang jelas terhadap Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI. Integritas, idealisme dan solidaritas Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI tetap tinggi dan solid dalam memperjuangkan kepentingan dan hak-hak karyawan.
Oleh karena itu, kita harus tetap mendukung dan menaruh kepercayaan kepada Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI dengan memberikan semangat serta apresiasi yang positif, dengan dibantu oleh doa dari kita semua kepada Tim Harmonisasi PKB Sekar PNRI, karena tanpa adanya dukungan dari kita semua, maka perjuangan kita untuk mempunyai dan memberlakukan PKB di Perum PNRI yang tercinta ini akan gagal dan kandas layaknya kapal yang tenggelam di tengah laut yang dalam.
Semoga hawa sejuk yang ditawarkan kota Bandung mampu memberikan kesejukan hati kepada para Tim Harmonisasi Perundingan masing-masing pihak, sehingga membuahkan hasil kesepakatan yang diharapkan oleh kita semua, karyawan Perum PNRI dan juga untuk kemajuan perusahaan. Seperti layaknya kota Bandung yang selalu menawarkan kesejukan dan perdamaian.

HIDUP SEKAR PNRI!!!
SEKAR PNRI JAYA!!!

Baca selengkapnya......